Hidroponikmerupakan cara budidaya tanaman dengan menggunakan air meskipun selada mampu tumbuh di dataran rendah namun hasilnya kurang baik . 6 (Haryanto dkk, 2007). Tanaman ini juga termasuk tanaman yang membutuhkan dan selada batang. Selada memiliki tekstur yang renyah, dan memiliki warna daun hijau cerah. Selada dapat digunakan
CaraMenanam Selada Syarat Tumbuh. Budidaya selada untuk dapat tumbuh membutuhkan lingkungan atau lokasi yang beriklim dingin atau sejuk pada suhu antara 15 dan 20 ° C. Tanah yang ideal untuk tanaman ini adalah tanah liat berpasir yang gembur dan subur dengan pH antara 5,0 dan 6,8, yang tidak mudah tergenang air dan mengandung banyak bahan
Isirawa dengan air. Langkah 3 Menyemai Benih Selada Air Anda. Tanam biji selada air di rawa dengan menaburkannya 1/4 'sedalam dan sekitar 1/2'. Tutup bijinya dengan tanah kebun yang halus dan air dengan lembut. Pastikan benih lembap sehingga bercambah. Tanam Selada Air. Tanam biji selada air di rawa dengan menaburkannya 1/4 'sedalam dan
Sebagaiaturan umum, periode dari menabur sampai transplantasi berkisar antara 18 hingga 38 hari. Pada sebagian besar varietas, kubis siap dipanen mulai dari 75 hingga 88 hari setelah tanam. Ada varietas sangat awal yang dapat dipanen 55 hari dari tanam. Beberapa varietas terlambat matang sekitar 95-105 hari setelah tanam.
Terkadangdisebut selada Cina atau selada selada. Ini adalah sayuran tangkai, pilihan selada yang berasal dari Asia: Celticuces adalah selada tinggi mengkonsumsi batang kental dan tidak daun yang tetap pahit (kecuali daun yang sangat muda). Batang, menonjol di pangkal, dipanen ketika mereka mengukur sekitar 30 cm. Batangnya dimakan matang.
Adapunlangkah menanam vinca dari biji merupakan sebagaimana berikut : Langkah menanam Vinca : Siapkan media tanam dapat bersifat kombinasi tanah, kompos serta sekam dengan perbandingan 1 : 1 : 1 atau kompos : sekam = 1 : 1, atau mungkin dengan media tanam yg lain. Sipkan juga tempat penyemaian dapat bersifat tray semai, gelas sisa air mineral
D44q. em>Nasturtium adalah tumbuhan dari famili Cruciferae Brassicaceae . Tumbuhan ini sebenarnya bukan tumbuhan asli Indonesia dan merupakan salah satu sayuran musim dingin. Selada air Nasturtium sp. adalah tumbuhan invasif yang sering digunakan sebagai sayuran atau salad. Selada air memiliki banyak sekali kandungan nutrisi dan senyawa yang berkhasiat sebagai obat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakter morfologi selada air Nasturtium sp. di Kabupaten Batang. Sampel diambil di Desa Deles, Kecamatan Bawang, Kabupaten Batang, dengan metode purposive random sampling . Karakter morfologi yang diamati meliputi karakter morfologi secara kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa selada air di Kabupaten Batang adalah spesies Nasturtium officinale W. T. Aiton. Content may be subject to copyright. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Al-Hayat Journal of Biology and Applied Biology, Vol 1, No 2 2018, 66-73 DOI. Copyright c 2018 Al-Hayat Journal of Biology and Applied Biology Al-Hayat Journal of Biology and Applied Biology, Vol. 1, No. 2, 2018 67 Karakterisasi Morfologi Selada Air Nasturtium sp. di Kabupaten Batang Lilis Sa’adah Prodi Gizi, Fakultas Psikologi dan Kesehatan, UIN Walisongo Semarang Email li25saadah Abstrak Nasturtium adalah tumbuhan dari famili Cruciferae Brassicaceae. Tumbuhan ini sebenarnya bukan tumbuhan asli Indonesia dan merupakan salah satu sayuran musim dingin. Selada air Nasturtium sp. adalah tumbuhan invasif yang sering digunakan sebagai sayuran atau salad. Selada air memiliki banyak sekali kandungan nutrisi dan senyawa yang berkhasiat sebagai obat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakter morfologi selada air Nasturtium sp. di Kabupaten Batang. Sampel diambil di Desa Deles, Kecamatan Bawang, Kabupaten Batang, dengan metode purposive random sampling. Karakter morfologi yang diamati meliputi karakter morfologi secara kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa selada air di Kabupaten Batang adalah spesies Nasturtium officinale W. T. Aiton. Kata kunci Morfologi, selada air, Nasturtium officinale W. T. Aiton Pendahuluan Karakter morfologi merupakan ciri yang umum digunakan untuk mengklasifikasikan tumbuhan. Karakter morfologi pada Pteridophyta dan Spermatopyhta yang dapat diamati adalah semua organ tumbuhan, yaitu akar, batang, daun, bunga, buah, dan biji beserta bagian-bagian dan bentuk-bentuknya, sedangkan dalam penelitian ini yang akan dikarakterisasi hanya organ daun, batang, dan akar. Selada air watercress termasuk ke dalam genus Nasturtium. Watercress tumbuh dengan baik di tempat yang beriklim dingin di aliran air yang tenang dan bersih Stephens, 2012. Bangsa Brassicaceae sering disebut juga sebagai bangsa mustard karena dapat menghasilkan minyak mustard. Mustard memiliki 4 petal yang tersusun seperti huruf X atau H. Petalnya mungkin terpisah dengan dalam yang membuatnya muncul seperti 8 petal. Kulit biji mustard mempunyai banyak bentuk dan ukuran, tetapi selalu berbentuk tandan pada tangkai tangkai bunga yang terkadang terlihat seperti tangga spiral. Mustard mempunyai 4 sepal, 4 petal, dan 6 stamen 2 pendek, 4 panjang. Ovari terletak superior dan terdiri atas gabungan dari dua karpel bicarpellate membentuk satu ruang tunggal. Buahnya matang seperti siliqua, artinya sebuah kulit yang berada di dinding luar jatuh meninggalkan bagian dalam yang murni secara sempurna. Genus yang ditemukan di dunia ada 375 genus dan 3200 spesies, sekitar 55 genus ditemukan di Amerika Utara Thomas J., 2010. N. officinale R. Br. bisa keliru dianggap sebagai Western bittercress Cardamine occidentalis yang cenderung tumbuh di tanah yang basah dari pada di air, tangkai bunganya lebih panjang, daun muda lebih berombak dan lebih besar, dan buah yang lebih besar. N. officinale R. Br. juga bisa dibingungkan dengan Amoracia latuscris atau spesies Nasturtium dan Rorippa yang lain, termasuk N. microphyllum Boenn. Rchb. yang hanya mempunyai satu deret biji dalam kulitnya Barker, 2009. Penelitian ini bertujuan untuk mengkarakterisasi karakter morfologi selada air Nasturtium sp. diKabupaten Batang, Provinsi Jawa Tengah. Lilis Sa’adah 68 Al-Hayat Journal of Biology and Applied Biology, Vol. 1, No. 2, 2018 Metode Populasi dalam penelitian ini adalah populasi selada air Nasturtium spp. yang berada di Kabupaten Batang. Sampel diambil di Desa Deles, Kecamatan Bawang dengan menggunakan metode purposive random sampling, yaitu pengambilan sampel sesuai dengan tujuan penelitian. Tujuan dari sampling ini adalah untuk menjaring sebanyak mungkin informasi dari pelbagai macam sumber dan bangunannya contructions, jadi tujuannya bukanlah memusatkan diri pada adanya perbedaan-perbedaan yang nantinya akan dikembangkan ke dalam generalisasi Moleong, 2013. Lokasi pengambilan sampel adalah lahan persawahan di samping sungai yang lebarnya ± 3 m pada ketinggian 4220 mdpl dan suhu air antara 22º C - 23º C. Sampel diambil secara acak sebanyak 25 sampel kemudian dipilih lagi 10 sampel secara acak. Area persawahannya berada ditepi sungai dengan aliran air yang pelan sampai agak deras, tanah berlumpur dengan kedalaman mencapai 40 cm. Sampel diambil di 6 titik secara acak. Sampel A-1, A-2, A-3, dan A-4 diambil dari titik pertama yang berada agak jauh dari sungai yaitu pada petak sawah ketiga dari sungai. Satu petak sawah ± 5 m x 5 m. Airnya jernih dan mengalir pelan, seluruh sawah tergenang air yang merendam akar dan sebagian batang tanaman. Umur selada air pada titik ini telah mencapai sekitar 50 hari sehingga siap dipanen 10 hari lagi karena pada saat sampling dilakukan curah hujan cukup tinggi. Sampel diambil secara acak pada tepi sawah. Sampel A-5, A-6, A-7, dan A-8 diambil di titik kedua, yaitu di tanah basah di antara petakan sawah kedua dari sungai. Tanaman tidak terendam air, tetapi tumbuh liar di pematang sawah. Umur tanaman pada titik ini sama dengan umur tanaman pada titik pertama, tetapi biasanya petani tidak menghiraukan tanaman yang tumbuh di pematang sawah karena batangnya cenderung keras, pendek, dan daunnya kecil sehingga kurang enak untuk dikonsumsi. Sampel A-9, A-10, A-11, dan A-12 diambil di titik ketiga, yaitu petak sawah kedua dari sungai. Airnya jernih dan alirannya agak deras. Sampel diambil secara acak 1 m dari tepi sawah. Sampel A-13, A-14, A-15, dan A-16 diambil di titik keempat, yaitu petak sawah yang berada tepat di tepi sungai. Airnya jernih dan mengalir dengan tenang. Umur tanaman pada titik ketiga dan keempat sama dengan umur tanaman pada titik pertama dan kedua. Sampel diambil dari bagian tepi sawah. Sampel A-17, A-18, A-19, dan A-20 diambil di titik kelima yang berada agak jauh dari sungai, dekat dengan aliran air irigasi. Airnya jernih dan mengalir pelan pada bagian tepinya, sedangkan bagian tengahnya mengalir sangat tenang. Tanaman pada titik ini siap dipanen ± 1 minggu lagi. Sampel diambil pada bagian tepi sawah. Titik terakhir adalah titik pengambilan sampel A-21, A-22, A-23, A-24, dan A-25. Titik ini berada 1 petak di atas titik kelima. Aliran airnya agak deras pada bagian tepi dan tenang pada bagian tengahnya. Tanaman siap dipanen 1 minggu lagi dan sampel diambil pada bagian tepi sawah. Setelah diperoleh 25 sampel kemudian diambil lagi 10 sampel secara acak, dari masing-masing titik sampling maksimal diambil 2 sampel. Sampel yang diperoleh adalah A-1, A-2, A-6, A-7, A-9, A-14, A-16, A-18, A-20, dan A-25. Sampel yang telah diambil kemudian dikarakterisasi morfologi-nya. Karakteristik morfologi yang diteliti merujuk pada karakter morfologi Tjitrosoepomo 2007, meliputi warna daun, tipe bangun daun, tipe tepi daun, tipe ujung daun, tipe pangkal daun, tipe pertulangan daun, tekstur permukaan daun, tipe daun, tipe daging daun, panjang daun, lebar daun, jumlah anak daun dalam satu tangkai, panjang batang, jenis batang, Bentuk batang, warna batang, jenis percabangan, tipe permukaan batang, tekstur batang, tipe akar, bentuk akar, serta karakter tambahan lainnya, yaitu ada tidaknya antosianin pada pengamatan mata telanjang dan ada tidakya akar di nodus batang. Hasil dan Pembahasan Hasil penelitian menunjukkan bahwa selada air dari Desa Deles, Kecamatan Bawang Kabupaten Batang adalah spesies Nasturtium officinale W. T. Aiton. N. Officinale R. Br. berdaun majemuk dengan banyak daun muda yang bertepi berombak, oval, atau berbentuk tombak yang tumbuh dari tangkai Karakterisasi Morfologi Selada Air ... Al-Hayat Journal of Biology and Applied Biology, Vol. 1, No. 2, 2018 69 pusat. Panjang daunnya antara 4-12 cm pada tipe daun muda yang terlebar, batangnya antara 10-60 cm dan pada bagian bawahnya terdapat akar serabut yang tipis. Bunganya berukuran 3-5 mm terdapat di ujung batang dan tangkai yang pendek dengan 4 mahkota yang berwarna putih. Panjang buahnya antara 10-25 mm dan lebarnya 2 mm yang terletak pada tangkai yang panjangnya 8-12 mm. Buahnya tipis, silinder agak melengkung dan terdiri atas 4 deret biji bulat yang kecil Barker, 2009 Herba ini digunakan untuk mengobati bronkitis, diuresis, sebagai anti-ulcerogenik, obat kudis, tuberkulosis, influenza, asma, suplemen makanan dan juga antimikrobia dan antikarsinogenik Hoseini, dkk, 2009. Penelitian Ellis 2011 menunjukkan bahwa ekstrak daun selada air memiliki aktivitas antioksidan yang sangat kuat dan dapat menghambat oksidasi lemak/minyak. Karakter morfologi selada air di Kabupaten Batang dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 1. Karakter kuantitatif morfologi daun Nasturtium spp. di Desa Deles, Kecamatan Bawang, Kabupaten Batang. Tabel 2. Karakter kualitatif morfologi daun Nasturtium spp. di Desa Deles, Kecamatan Bawang, Kabupaten Batang Lilis Sa’adah 70 Al-Hayat Journal of Biology and Applied Biology, Vol. 1, No. 2, 2018 Tabel 3. Karakter kuantitatif morfologi batang Nasturtium spp. di Desa Deles, Kecamatan Bawang, Kabupaten Batang Tabel 4. Karakter kualitatif morfologi batang Nasturtium spp. di Desa Deles, Kecamatan Bawang, Kabupaten Batang Karakterisasi Morfologi Selada Air ... Al-Hayat Journal of Biology and Applied Biology, Vol. 1, No. 2, 2018 71 Tabel 5. Karakter kualitatif morfologi akar Nasturtium spp. di Desa Deles, Kecamatan Bawang, Kabupaten Batang Sampel diambil dari petak-petak sawah dan lahan basah di antara petakan sawah secara acak. Umur selada air pada lokasi pengambilan berbeda-beda, tetapi yang diambil sebagai sampel adalah yang sudah siap panen atau kurang sedikit. Petani selada air setempat menyebutkan bahwa umur selada air yang siap panen umumnya adalah 2 bulan ketika curah hujan tinggi, sedangkan ketika curah hujan sudah menurun atau mendekati musim kemarau dapat dipanen setelah 40 hari. Selada air yang ditanam ketika curah hujan tinggi batangnya lebih pendek dan daunnya juga lebih kecil daripada yang ditaman ketika curah hujan rendah, selain itu ketika curah hujan tinggi selada air lebih rentan terserang penyakit dan terseret arus sungai yang meluap atau arus yang terlalu deras sehingga petani gagal panen. Daun folium Organ pembuat makanan ini berbentuk pipih lebar, agar dapat melaksanakan tugas utamanya yaitu fotosintesis dengan maksimal. Daun yang diukur adalah anak daun paling ujung yang merupakan daun terbesar, pengulangan dilakukan sebanyak 3x untuk mendapatkan nilai rata-rata. Rata-rata panjang daun adalah berkisar antara 2,3 – 4,0 cm. Rata-rata lebar daun yang diperoleh berkisar antara 2,2 – 3,8 cm. Selada air yang sedang tumbuh saat itu berdasarkan penuturan petani setempat termasuk kurang baik karena sampling dilakukan pada saat curah hujan cukup tinggi sehingga selada air tidak dapat tumbuh dengan maksimal. Hal tersebut dapat disebabkan pada saat curah hujan tinggi aliran air menjadi lebih deras, sedangkan selada air kurang toleran terhadap air yang diam atau yang terlalu deras Barker, 2009. Karakter kualitatif semua sampel hampir sama. Hanya ada sedikit perbedaan pada ujung daun yang memiliki bentuk agak membelah-membulat. Bangun daunnya agak membulat-membulat karena tidak semua sampel memiliki panjang dan lebar daun yang sama. Bangun daun dikatakan agak membulat karena selisih antara panjang dan lebar daun kurang dari cm Tjitrosoepomo, 2007. Tepi daunnya berombak repandus karena sinus dan angulusnya sama-sama tumpul, dan pangkal daunnya berlekuk emarginatus. Tipe pertulangan daunnya menjari palminervis karena pada ujung tangkainya keluar 3 tulang yang memencar. Tekstur permukaan daunnya licin mengkilat nitidus. Tipe daunnya adalah daun majemuk menyirip pinnatus. Daun majemuk adalah daun yang memiliki lebih dari satu helaian daun pada setiap tangkainya. Daun majemuk menyirip pinnatus adalah daun majemuk yang anak daunnya terdapat di kanan kiri ibu tangkai daun Tjitrosoepomo, 2007. Daging daunnya bertekstur tipis lunak herbaceus. Lilis Sa’adah 72 Al-Hayat Journal of Biology and Applied Biology, Vol. 1, No. 2, 2018 Gambar 1. Daun Batang Caulis Rata-rata panjang batang sampel adalah cm dengan batang terpanjang mencapai 70 cm yang terdapat pada sampel A-25 dan batang terpendek tedapat pada sampel A-7 dengan panjang 26,6 cm. Karakter kualitatif batang juga relatif sama. Warnanya hijau, teksturnya agak lunak-agak keras. Tekstur batang agak keras maksudnya adalah batang lunak yang agak keras, tetapi tidak sekeras batang berkayu. Tekstur batang agak lunak maksudnya adalah batang yang tidak terlalu lunak, tapi tidak sekeras tipe pertama agak keras.Tekstur batang yang demikian dapat disebabkan oleh kondisi tanah tempat tumbuhnya, kadar air yang menggenangi, kedalaman akar dan batang yang tertanam dalam tanah, dan usia tumbuhan. Kemungkinan terbesar faktor yang menyebabkan perbedaan tekstur batang pada sampel adalah usia tumbuhan, selain itu setiap batang yang terendam air akan muncul akar dan menjadi individu baru sehingga sulit untuk menentukan umur tumbuhan secara pasti karena tidak ada perlakuan khusus di laboratorium. Gambar 2. Batang dengan akar adventif Jenis batangnya adalah batang basah herbaceus, yaitu batang yang lunak dan berair Tjitrosoepomo, 2007. Bentuk batangnya segi tiga triangularis dan tipe percabangannya monopodial karena batang pokok tampak jelas, lebih besar dan lebih panjang daripada cabang-cabangnya. Per-mukaan batang semua sampel adalah licin laevis. Ada atau tidaknya antosianin pada batang terlihat jelas dengan adanya warna ungu pada batang. Semua sampel menunjukkan tidak ada antosianin yang terlihat pada batang. Pigmen tumbuhan ditemukan dalam plastida dan vakuola. Ada bermacam-macam pigmen tumbuhan, salah satunya adalah flavonoid antosianin dan flavon atau flavonol yang biasanya terdapat di vakuola, khususnya pada bunga dan buah dengan berbagai warna Mulyani E. S., 2006. Akar Semua sampel memiliki tipe akar serabut kecil-kecil berbentuk benang. Selada air Karakterisasi Morfologi Selada Air ... Al-Hayat Journal of Biology and Applied Biology, Vol. 1, No. 2, 2018 73 Nasturtium spp. adalah tumbuhan dikotil tetapi akarnya berupa akar serabut karena perkembang-biakannya secara vegetatif. Akar tunggang hanya dijumpai pada tumbuhan yang ditanam dari biji, sedangkan selada air Nasturtium sp. di Kabupaten Batang ditanam dari batang yang terdapat akar adventif karena tidak dapat berbunga dan berbiji. Gambar 3. Akar Lahan di Kabupaten Batang terdapat banyak tanah berlumpur, sehingga akarnya panjang dan memiliki banyak akar adventif di nodus batang yang terendam air sebagai alat perkembangbiakan vegetatif. Kesimpulan Karakterisasi morfologi yang telah dilakukan menunjukkan bahwa selada air di Kabupaten Batang adalah spesies Nasturtium officinale W. T. Aiton. dicirikan dengan panjang batang dan tidak adanya antosianin yang tampak pada daun maupun batang. Morfologi bunga, buah, dan biji tidak dapat dikarakterisasi karena selada air yang tumbuh di wilayah ekuator tidak dapat berbunga. DAFTAR PUSTAKA Barker, Daniel J. 2013. Pacific Northwest Aquatic Invasive Species Profile Nasturtium officinale Watercress. Diakses 10 Desember 2014. Elpel, Thomas J. 2010. Botany In A Day; The Pattern Method of Plant Identification 5th ed. HOPS Press. Montana. Hoseini, Hassan Fallah. 2009. The Effect of Nasturtium officinale on Blood Glucose Level in Diabetic Rats. pdf. Diakses 10 Desember 2014. Moleong, Lexy J. 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. Mulyani, Sri. 2006. Anatomi Tumbuhan. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. Permatasari, E. 2011. Aktivitas Antioksidan dan Komponen Bioaktif pada Selada Air Nasturtium officinale L. R. Br.. Skripsi, Departemen Teknologi Hasil Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Stephens, James M. 2012. Watercress–Nasturtium officinale R. Br. Diakses 10 Desember 2014. Desy RomadhoniSintesis polimer adalah proses menggabungkan banyak molekul yang dikenal sebagai monomer menjadi rantai kovalen atau jaringan Sulistyawati, 2006. Salah satu polimer adalah polimer superabsorben SAP yang secara efektif dapat menyerap banyak air, larutan garam, juga cairan dengan daya serap mulai 10 hingga 1000 kali dari berat awal juga tidak melepaskan cairan tersebut kembali Astrini et al., 2016. Polimer superabsorben dapat dibuat dari turunan bahan alam seperti pati, selulosa, kolagen, kitosan, gelatin, alginate dan dekstran yang memiliki gugus hidrofilik juga mempunyai daya afinitas yang tinggi terhadap air maupun bahan cairan lainnya Astrini et al., 2016. Imam Safir Alwan NurzaHanjuang Cordyline fruticosa is perennial plant which has function as protective plant and barrier in rice fields or fields. The research purpose was to determine Hanjuang Cordyline fruticosa plant based on morphology and anatomy. The research method used was descriptive qualitative. Samples were taken at Bogor Botanical Gardens. The anatomy Observed under microscope light with magnification 100-400 times. The research resulted that leaves morphology showed pointed apical and base, arrangement pinnate bones, flesh like paper, lanceolate shape, smooth surface, choppy edges, bright purple when exposed to sunlight and purple when is not, and type leaf sheath. Moreover, leaves, stems, and roots have support tissue in form of colenchyma. The anatomy of stem and root showed transport tissue but xylem observed larger than its phloem. Root showed radially shape. Leaves has an actinositic stomata and content ergastic in the form of needle crystals. Leaves could be seen purple in water and changes when to yellow and green after some drops of basic solutions. It showed that Hanjuang Cordyline fruticosa leaves contain anthocyanin but no has not been able to resolve any references for this publication.
Unduh PDF Unduh PDF Dianggap sebagai daun sayuran paling tua yang dikonsumsi oleh manusia, selada air adalah sepupu dekat sawi, kol dan arugula. Selada air menyediakan banyak nutrisi dan manfaat kesehatan, dan bisa digunakan dalam salad, sup, roti isi dan untuk memberi rasa pedas yang segar.[1] Walau dianggap sebagai tanaman tahan lama yang akuatik atau semi akuatik yang sering ditemukan di air yang mengalir pelan, Anda juga bisa menanam selada air di dalam wadah di dalam ruangan atau di mana saja di luar ruangan selama ada peneduh dan mendapatkan banyak air.[2] 1 Beli biji selada air. Biji bisa dipesan daring atau dari toko perlengkapan berkebun dan kebun bibit. Jenis selada air yang terkenal di antaranya adalah English Watercress dan Broad Leaf Cress. Anda juga bisa mulai menanam dari selada air yang sudah besar yang bisa dibeli di supermarket atau pasar petani. Rendam saja dasar tangkai di dalam air beberapa hari untuk mendorong pertumbuhan akar dan lanjutkan dengan menanam dalam tanah seperti Anda menanam dimulai dari biji. 2 Siapkan wadah untuk menanam. Pilih wadah besar dengan lubang drainase yang dalamnya paling tidak 15,2 cm. Tambahkan selapis kain lanskap di dasar wadah untuk menjaga media tanam hanyut saat disiram. Tambahkan serpihan pecahan pot atau batu-batu kecil pada lapisan dasar wadah agar drainasenya baik.[3] Anda juga bisa menggunakan beberapa wadah kecil dan letakkan dalam sebuah baki drainase yang ukurannya lebih besar. Wadah plastik lebih direkomendasikan dibanding pot terakota, karena air akan mengering terlalu cepat bagi selada air bila menggunakan pot terakota. 3 Letakkan baki drainase yang lebih besar dibawah wadah menanam agar tanaman diairi dengan baik setiap juga bisa meletakkan batu-batu kecil dalam baki drainase agar air bisa mengalir bebas ke dalam wadah menanam. 4 Isi wadah menanam dengan media tanam. Gunakan media tanam tanpa tanah yang berdrainase baik dan mengandung gambut atau perlite atau vermiculite. Tinggalkan ruang sekitar 5 cm di atas bibir wadah dan siram tanah dengan baik.[4] Keasaman atau pH ideal media tanam adalah 6,5 dan 7,5. 5Taburkan biji-biji selada air. Masukkan biji 0,64 cm di dalam wadah menanam, berikan jarak 7,6 hingga 10,2 cm di antara tiap biji. 6 Siram dengan banyak air. Rendam media tanam cukup dalam hingga hari mengisi baki drainase di bawahnya kurang lebih setengah penuh, tapi jangan biarkan air leibh tinggi dari wadah menanam. Ganti air dalam baki drainase dengan air baru tiap dua hingga tiga hari.[5] Untuk menjaga seluruh tanah tutup permukaan dengan lembaran plastik tipis transparan yang diberi lubang-lubang kecil, ini akan menjaga air dan memungkinkan air mengalir. Plastik bisa dibuka saat tunas mulai muncul di atas permukaan tanah. Semprot permukaan tanah dengan air dari botol semprot dua hari sekali. 7 Letakkan wadah di bawah sinar matahari tidak langsung. Posisikan selada air di tempat yang menerima cahaya alami kurang lebih enam jam sehari, tapi coba hindari dari sinar matahari langsung yang bisa membakar tanaman yang masih muda. Anda bisa meletakkan wadah di dalam ruang atau ketika temperatur tempat tinggal Anda di antara 13Ëš dan 24ËšC, Anda bisa meletakkan wadah di luar selama bulan-bulan bercuaca hangat. 8Beri selada air pupuk. Masukkan sedikit pupuk berkebun segala fungsi yang larut dalam air ke dalam air dalam baki drainase sesuai jumlah yang direkomendasikan. 9 Panen selada air. Setelah tanaman tumbuh kurang lebih 12,7 hingga 15,2 cm, gunakan gunting dapur atau tanam untuk memotok 10,1 cm terujung dari tanaman sesuai keperluan. Hindari memotong lebih dari sepertiga tanaman ketika agar tanaman memiliki daun yang cukup untuk tetap tumbuh. Panen secara periodik membantu pertumbuhan baru pada tanaman. 10Cuci selada air. Bila selada air dalam air dingin, keringkan dan gunakan langsung atau bungkus dan simpan dalam kulkas untuk digunakan dalam beberapa hari ke depan. Iklan 1Anda juga bisa mulai menanam dari selada air yang sudah besar yang bisa dibeli di supermarket atau pasar petani. Rendam saja dasar tangkai di dalam air beberapa hari untuk mendorong pertumbuhan akar dan lanjutkan dengan menanam dalam tanah seperti Anda menanam dimulai dari biji. 2 Pilih lokasi menanam. Selada air tumbuh dengan baik di tempat yang sejuk, tapi terkena sinar matahari dengan peneduh sebagian. Menanam selada air dalam air segar dangkal yang mengalir seperti aliran air atau sungai kecil adalah ideal. Tapi Anda juga bisa membuat kolam atau rawa buatan Anda sendiri. Waktu menanam yang ideal adalah di awal musim semi setelah cuaca beku terakhir, atau di awal musim panas sebelum temperatur turun terlalu rendah. 3Siapkan tempat menanam. Bila Anda memiliki aliran atau sungai kecil, siapkan 10,1 hingga 15,2 cm kompos organik campurkan dengan 15,2 hingga 30,2 cm tanah.[6] 4Buat tempat menanam. Bila Anda tidak memiliki sumber air, gali lubang yang berukuran kurang lebih 61 cm lebarnya dan 35 cm dalamnya untuk membuat rawa. Lapis dasar dan tepinya dengan plastik pelapis kolam tebal, tinggalkan bibir selebar 15,2 cm di puncak dan buat beberapa lubang di tepi untuk drainase. Isi lubang yang sudah dilapisi dengan satu bagian tanah kebun, satu bagian pasir bangunan kasar, satu bagian kompos dan segenggam penuh pupuk.[7] 5 Airi tempat menanam. Bila menanam di dekat aliran air, pastikan tanah terendam dalam. Bila Anda telah membuat tempat menanam, isi rawa buatan hingga tepinya dengan air. Bila Anda telah membuat tempat menanam, siram air area tersebut tiap dua hingga tiga hari untuk memastikan tanahnya terendam air seluruhnya atau pasang pompa air untuk menjaga air segar bersirkulasi melalui rawa. 6 Tanam selada air. Tanam biji-biji 6,3 mm dalamnya dan kurang lebih 12,6 mm jarak antara biji, dan tutupi dengan selapis tanah berkebun yang halus. Anda juga bisa mulai menanam selada air di dalam ruangan menggunakan metode di atas atau memindahkan tanaman yang sudah mapan. Namun karena tanamannya halus, mungkin sulit dipindahkan. 7Tanam selada. Saat selada air bertunas, jauhkan jarak antara tunas hingga hingga cm satu sama lain. Bila bunga kecil putih muncul, pangkas lagi dengan gunting berkebun untuk mendorong pertumbuhan tanaman. 8 Panen selada air. Setelah tanaman tumbuh kurang lebih 12,7 hingga 15,2 cm, gunakan gunting dapur atau tanam untuk memotong 10,1 cm terujung dari tanaman sesuai keperluan. Hindari memotong lebih dari sepertiga tanaman ketika agar tanaman memiliki daun yang cukup untuk tetap tumbuh. Panen secara periodik membantu pertumbuhan baru pada tanaman. Iklan Bila lalat putih muncul di bawah daun selada air, basuh dengan air sabun secara teratur.[8] Singkirkan keong dan siput dengan tangan bila muncul. Jaga area di sekeliling selada air bebas rumput liar dan beri sedikit humus agar tetap lembap dan mencegah rumput liar tumbuh. Iklan Peringatan Bila menanam selada air dekat aliran air atau sungai kecil, uji air untuk mengetahui adanya kontaminasi atau polutan yang berbahaya. Hindari menggunakan insektisida, herbisida dan pestisida pada atau dekat selada air Anda karena selada air menyerap dengan mudah dan bisa melukai manusia yang makan tanaman tersebut. Cuci selada air dengan baik sebelum dimakan untuk mencegah tanah atau polutan lain termakan. Iklan Hal yang Anda Perlukan Wadah menanam Baki drainase Media tanam tanpa tanah Pupuk Biji atau tunas selada air Batu-batu kecil atau pot-pot pecah Lapisan lanskap Lembaran plastik Paku kayu Botol penyemprot Gunting taman atau dapur Sekop taman Pelapis kolam dari plastik Kompos Tanah untuk berkebun Selang taman Tentang wikiHow ini Halaman ini telah diakses sebanyak kali. Apakah artikel ini membantu Anda?
Contents1 Proses Pertumbuhan Tanaman Selada Air Paling Penanaman Selada 1. Dengan 2. Penanaman Proses pertumbuhan dari selada a. Tahap awal b. c. Pertumbuhan 3. Tudung akar kaliptra 4. 5. Daerah pemanjangan 6. Daerah 7. Pertumbuhan primer dalam 8. Pertumbuhan 9. Lingkaran tahun di batang Tips menjaga kesehatan tanaman Share thisProses pertumbuhan tanaman selada air paling lengkap – selada air adalah tumbuhan aquatik yang memiliki siklus pertumbuhan cepat. Cirinya adalah berdaun lonjong serta warnanya hijau menyala dan memiliki bentuk bunga kecil warnanya putih. Berikut akan kami jelaskan mengenai Proses pertumbuhan tanaman selada air paling lengkap. Penanaman Selada AirPenanaman selada air ini kadang dijalankan melalui 2 cara, yakni 1. Dengan bijiPenanaman dengan biji caranya ialah dengan menjalankan pembenihan lebih dulu hingga tinggi bibitnya 6-8 cm, baru sesudah itu dipindahkan di Penanaman stekMemakai tanaman selada air dengan panjang 15 hingga 20 cm berjarak tanamnya di teras yakni 15 cm x 15 cm. tindall, 1983Proses pertumbuhan dari selada airBerikut ini proses pertumbuhannya selada air, antara lain a. Tahap awal pertumbuhanKetika air masuk di dalam biji, maka sejumlah enzim akan mulai aktif jadi bisa menghasilkan beragam reaksi kimia. Kerja enzim tersebut adalah berikut bisa mengaktifkan metabolisme dalam biji dengan cara mensintesisi cadangan makanan menjadi persediaan cadangan makanan pada waktu perkecambahan berlangsung yang digunakan guna PerkecambahanPerkecambahan ialah munculnya plantula atau tanaman kecil dari dalam biji yang termasuk dari hasil pertumbuhan serta perkembangan embrio. Pada perkembangan embrio ini ketika berkecambah, ada bagian plumula tumbuh serta berkembang sebagai bagian bagian batang, sementara untuk radikula akan jadi Pertumbuhan primerSesudah fase dari perkecambahan, kemudian diikuti dengan pertumbuhan tigas sistem jaringan meristem primer yang letaknya di batang dan akar. Di dalam fase tersebut tumbuhan akan membentuk sebuah akar, batang dan juga daun. Dari ketigas sistem jaringan primer ini membentuk berikut ini Protoderm, yakni lapisan paling luar yang membentuk jaringan dasar yang nantinya akan mengembang jadi jaringan dasar yang akan mengisi lapisan korteks di dalam akar antara epidermis dan yakni lapisan dalam yang nantinya akan berkembang sebagai silinder pusat yakni xilem dan primer dalam akarAkar mudah yang nantinya keluar dair biji akan segera masuk di dalam tanah, kemudian membentuk sistem perakaran tanaman. Di bagian ujung akar yang masih muda, ada 4 daerah Tudung akar kaliptraTudung akar maupun kaliptra fungsinya menjadi pelindung dari benturan fisik ujung akar dari tanah kisaran pertumbuhan. Fungsi lainnya ujung akar, yakni memudahkan akar menembus tanah sebab tudung akar dilengkapi dengan sekresi cairan MeristemMeristem ialah bagian dari ujungnya akar yang sel tersebut selalu melakukan pembelahan dengan mitosis. Meristem tersebut letaknya ada di bagian belakang tudung akar. Untuk tumbuhan dikotil, sejumlah sel tudung akar yang rusak akan berganti dengan sel sel baru yang dihasilkan oleh sel sel meristem primer di perkembagan sel sel Daerah pemanjangan selDaerah pemanjangan sel letaknya di belakang daerah meristem. Beberapa sel hasil dari pembelahan meristem tumbuh serta berkembang memanjang di daerah tersebut. Kegiatan pertumbuhan serta perkembangan tumbuhan memanjang di mulai dari sel memicu pembelahan sel pada daerah tersebut sehingga jadi lebih lambat di bagian yang lain. Pemanjangan sel ini perannya penting guna membantu daya tekan akar serta proses pertumbuhan memanjang Daerah diferensiasiDi daerah tersebut, sejumlah hasil dari pembelahan serta pemanjangan akan berkelompok sesuai kesamaan struktur. Beberapa sel yang mempunyai kesamaan struktur akan berkelompok sesuai dengan kesamaan strukturnya. Beberapa sel yang mempunyai kesamaan struktur ini lalu akan mendapatkan tugas membentuk jaringan Pertumbuhan primer dalam batangPertumbuhan primer serta perkembangan primer dalam batang mencakup daerah pertumbuhan titik tumbuh, daerah pemanjangan serta daerah diferensiasi. Meristem apikal dalam batang dibentuk oleh beberapa sel yang seallu membelah di bagian ujung tunas yang dikenal dengan nama kuncup. Di dalam kuncup ini, tonjolan daun kecil nan ruas batang mempunyai jarak pendek sekali sebab jarak intermodys pendek sekali. Pertumbuhan, pembelahan lalu pemanjangan sel mengalami dalam Pertumbuhan sekunderSesudah meristem primer terbentuk jaringan permanen, lalu meristem sekunder terjaid pertumbuhan sekunder. Pertumbuhan sekunder hanya mengalami di tumbuhan dikotil yakni pembentukan kambium yang membentuk dari parenkim maupun Lingkaran tahun di batang dikotilUntuk masa panennya tanaman selada kurang lebih 2-3 bulan, cara pemanenan selada ada yang dipotong di pangkal batang maupun dicabut sampai menjaga kesehatan tanaman seladaSesudah mengetahui cara menanam ini supaya tumbuh segar diantaranya Pastikan sirkulasi udara secara tepat guna mencegah bakteri serta jamurHindari sinar matahari secara langsung guna mencegah pertumbuhan alga serta lumutSterilkan peralatannya kalian guna mencegah penyakit yang ada kandungannya dalam air Tanaman yang cocok bila dilakukan budidaya memakai metode hidroponik ialah tanaman sayuran daun, sebab mempunyai kecepatan tumbuh tinggi, tak makan tempat, serta ringan sebagai salah satu cara menanam itu tadi adalah informasi mengenai Proses pertumbuhan tanaman selada air paling lengkap. Selada air tinggi akan kandungan vitamin A,C, K serta berbagai jenis mineral dan bisa memberikan manfaat dalam tubuh misalnya memelihara kesehatan mata, menjaga kepadatan tulang, menjaga kesehatan kulit, meningkatkan sel darah merah dan masih banyak lagi lainnya. Semoga dengan ulasan tadi bisa bermanfaat bagi kalian dan sampai jumpa dalam artikel jugaProses Pertumbuhan Tanaman Bunga Matahari Paling LengkapProses Pertumbuhan Tanaman Bunga Mawar Paling Lengkap
Selada merupakan jenis sayuran yang populer dan sering dijumpai di meja makan. Selain memiliki rasa yang segar dan enak, selada juga kaya akan kandungan nutrisi yang baik untuk kesehatan tubuh. Selada termasuk dalam keluarga tumbuhan Asteraceae dan memiliki beberapa jenis, antara lain selada hijau, selada romaine, selada iceberg, dan selada endive. Budidaya selada sendiri dapat dilakukan di lahan pertanian, kebun, atau bahkan dalam pot di rumah. Selada cukup mudah untuk dibudidayakan, asalkan diberikan perawatan yang tepat dan sesuai dengan kebutuhannya. Dalam artikel ini, akan dibahas secara lengkap mengenai budidaya selada, mulai dari persiapan lahan, pemilihan bibit, penanaman, perawatan, hingga panen. Anda akan mengetahui tahapan-tahapan penting dalam budidaya selada, seperti pemupukan, penyiraman, pengendalian hama dan penyakit, dan pemangkasan. Selain itu, artikel ini juga akan memberikan tips dan trik untuk memperoleh hasil panen yang maksimal dan berkualitas. Budidaya selada dapat menjadi alternatif penghasilan tambahan bagi petani atau hobi yang ingin mencoba bercocok tanam. Semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda yang ingin mencoba budidaya selada di lahan atau di rumah. Daftar Isi1 Syarat Tumbuh Selada2 Teknik Budidaya 1. Stek atau 2. Cangkok3 Menanam Selada di Lahan4 Menanam Selada dengan Metode Persemaian5 Budidaya Selada Hidroponik6 Budidaya Selada dalam Pot7 Proses Perawatan Menanam Pemupukan Pengendalian Hama dan Penyakit Budidaya 1. Hama Pada Tanaman 2. Penyakit Saat Budidaya Selada8 Proses Panen Selada Syarat Tumbuh Selada Selada merupakan tanaman yang membutuhkan beberapa syarat untuk tumbuh dengan baik, di antaranya 1. Tanah yang subur Selada membutuhkan tanah yang subur dan mengandung nutrisi yang cukup untuk tumbuh dengan baik. Sebelum menanam, pastikan untuk mempersiapkan lahan dengan melakukan olah tanah yang cukup dan memberikan pupuk kompos atau pupuk kandang untuk memperbaiki kesuburan tanah. 2. Kondisi lingkungan yang sejuk Selada tumbuh dengan baik pada suhu lingkungan yang sejuk, sekitar 15-20 derajat Celsius. Oleh karena itu, tanaman ini lebih cocok ditanam pada musim hujan atau di daerah dengan iklim yang sedang seperti pegunungan. 3. Pencahayaan yang cukup Selada membutuhkan sinar matahari yang cukup untuk tumbuh dengan baik, namun tidak terlalu terik. Sebaiknya tanaman ini ditanam pada tempat yang agak teduh atau terkena sinar matahari secara tidak langsung. 4. Ketersediaan air yang cukup Selada membutuhkan air yang cukup untuk tumbuh dengan baik, terutama pada tahap awal pertumbuhan dan perkembangan. Pastikan tanah selalu lembab, namun tidak terlalu basah yang dapat mengakibatkan kondisi tanah terlalu lembab dan merusak akar selada. 5. Perawatan yang baik Perawatan yang baik seperti menyiram tanaman secara teratur, menyiangi gulma, memupuk secara rutin, serta mengendalikan hama dan penyakit yang menyerang tanaman selada, sangat penting untuk mendapatkan hasil panen yang baik. Dengan memperhatikan syarat tumbuh selada tersebut, diharapkan selada yang dihasilkan dapat tumbuh dengan optimal dan menghasilkan hasil panen yang baik. Teknik Budidaya Selada Penyambungan atau perbanyakan tanaman selada dapat dilakukan dengan cara stek atau setek dan cangkok. Berikut ini adalah penjelasan tentang cara-cara tersebut 1. Stek atau Setek Stek atau setek adalah cara perbanyakan tanaman dengan cara memotong bagian batang atau daun, kemudian menanamnya di media tanam. Cara ini umumnya dilakukan pada tanaman selada dengan jenis daun yang besar. Berikut langkah-langkahnya – Pilih batang atau daun yang sehat dan bebas dari penyakit. – Potong bagian batang atau daun sekitar 10 cm dari pangkalnya. – Buang bagian daun yang ada pada 2/3 bagian potongan, lalu sisakan 1/3 bagian atasnya. – Masukkan potongan tersebut ke dalam media tanam, seperti cocopeat atau campuran pasir dan pupuk kandang. – Siram secara teratur hingga tumbuh akar dan tunas baru. 2. Cangkok Cangkok adalah cara perbanyakan tanaman dengan cara membuang sebagian kulit batang, kemudian menutupi bagian yang telah dipotong dengan bahan seperti lumut atau sabut kelapa, sehingga muncul akar baru di sekitar potongan tersebut. Cara ini umumnya dilakukan pada tanaman selada dengan jenis daun yang kecil. Berikut langkah-langkahnya – Pilih batang yang sehat dan bebas dari penyakit. – Buat sayatan melingkar pada bagian kulit batang sekitar 1-2 cm dari pangkal batang. – Tutupi bagian sayatan dengan bahan seperti lumut atau sabut kelapa yang telah dibasahi dengan air. – Setelah akar baru tumbuh, potong batang tersebut pada bagian atas cangkok dan tanam di media tanam yang disiapkan. Kedua cara tersebut dapat dilakukan untuk memperbanyak tanaman selada secara efektif dan ekonomis. Namun, perlu diingat bahwa dalam memperbanyak tanaman selada, penting untuk memilih bibit yang sehat dan bebas dari penyakit. Menanam Selada di Lahan Berikut adalah beberapa langkah cara menanam selada di lahan 1. Persiapan Lahan Lahan untuk menanam selada harus dipersiapkan dengan baik. Lakukan penggemburan tanah agar tanah menjadi lebih longgar dan mudah ditumbuhi akar selada. Kemudian tambahkan pupuk kandang atau kompos ke dalam tanah agar nutrisi tanah tercukupi. 2. Penyemaian Benih Selada Benih selada bisa langsung ditanam pada lahan atau di persemaian terlebih dahulu. Jika ditanam langsung di lahan, buatlah parit kecil dengan kedalaman sekitar 1 cm dan jarak antar lubang sekitar 15-20 cm. Kemudian letakkan benih selada pada lubang dan tutup kembali dengan tanah. 3. Penyiraman Setelah benih selada ditanam, siramlah tanah secara merata dengan menggunakan air yang cukup. Pastikan tanah selalu lembab namun tidak terlalu basah, karena kondisi tanah yang terlalu basah dapat membuat benih busuk dan tidak tumbuh. 4. Perawatan Tanaman Selama pertumbuhan, pastikan tanaman selalu mendapatkan pasokan air dan nutrisi yang cukup. Lakukan penyiraman secara teratur dan pemberian pupuk jika diperlukan. 5. Pemangkasan Pada tahap pertumbuhan, lakukan pemangkasan untuk mencegah tumbuhnya daun yang berlebihan. Pemangkasan dapat dilakukan dengan memotong bagian daun yang terlalu panjang atau daun yang rusak. 6. Panen Selada dapat dipanen ketika sudah mencapai ukuran yang cukup besar. Cukup ambil bagian daun selada yang diinginkan dengan memotong batangnya dengan pisau atau gunting. Menanam Selada dengan Metode Persemaian Berikut adalah langkah-langkah cara menanam selada dengan metode persemaian 1. Persiapan alat dan bahan Siapkan alat seperti pot, tanah, sekam bakar, dan benih selada. 2. Persiapan Media Tanam Campurkan tanah dengan sekam bakar dengan perbandingan 11. Tuangkan campuran tanah dan sekam bakar pada pot yang sudah disiapkan. Jangan lupa untuk menambahkan pupuk kandang atau kompos pada media tanam. 3. Penyemaian benih Buat lubang kecil pada media tanam dengan jarak antara lubang sekitar 10 cm. Kemudian masukkan benih selada ke dalam lubang sekitar 2-3 benih per lubang. Setelah itu, tutup kembali lubang dengan menggunakan media tanam. 4. Penyiraman Siram media tanam dengan air yang cukup hingga tanah menjadi lembab, namun tidak terlalu basah. Lakukan penyiraman secara rutin setiap hari untuk menjaga kelembaban media tanam. 5. Pencahayaan Letakkan pot persemaian di tempat yang terkena sinar matahari langsung. Namun, jika sinar matahari terlalu terik, sebaiknya pot diletakkan di tempat yang agak teduh. 6. Perawatan Perhatikan pertumbuhan selada pada saat persemaian. Jika tanaman sudah mencapai tinggi sekitar 5 cm, maka selada siap dipindahkan ke lahan tanam. Sebelum dipindahkan, tanaman selada harus diaklimatisasi terlebih dahulu dengan cara memindahkan pot ke tempat yang lebih terbuka selama beberapa hari agar tanaman terbiasa dengan kondisi lingkungan yang lebih terbuka. Budidaya Selada Hidroponik Berikut adalah langkah-langkah cara budidaya selada hidroponik 1. Persiapan Alat dan Bahan Siapkan alat dan bahan seperti tangki hidroponik, pompa air, pipa air, selang, timer, net pot, substrat hidroponik, nutrisi hidroponik, dan bibit selada. 2. Persiapan Sistem Hidroponik Rangkai sistem hidroponik dengan menghubungkan tangki hidroponik ke pompa air dan pipa air dengan menggunakan selang. Pasang juga timer agar pompa air menyuplai nutrisi ke dalam net pot secara berkala. 3. Persiapan Net Pot Masukkan substrat hidroponik ke dalam net pot. Jangan lupa untuk memperhatikan jumlah substrat hidroponik yang tepat dan pastikan pot tidak penuh agar nutrisi dapat terserap dengan baik. 4. Penyemaian Benih Selada Tanamkan bibit selada pada net pot yang sudah diisi substrat hidroponik. Pastikan bibit selada sudah memiliki akar sebelum ditanam pada net pot. 5. Pemeliharaan Perhatikan pemeliharaan selada secara teratur dengan memeriksa pH dan kadar nutrisi dalam tangki hidroponik. Lakukan penyiraman dengan nutrisi hidroponik secara teratur, dan pastikan selada mendapat sinar matahari yang cukup. 6. Pemanenan Pemanenan selada dapat dilakukan setelah 3-4 minggu tanam. Cukup potong daun selada yang siap panen dengan gunting tanaman, dan pastikan sisa tanaman tetap terjaga untuk masa tanam berikutnya. Dengan mengikuti langkah-langkah cara budidaya selada hidroponik tersebut, diharapkan dapat menghasilkan selada yang sehat dan berkualitas tinggi dengan waktu panen yang lebih cepat dibandingkan dengan metode budidaya tradisional. Budidaya Selada dalam Pot Berikut adalah langkah-langkah cara menanam selada dalam pot 1. Pilih Pot yang Tepat Pilih pot dengan ukuran yang sesuai dengan bibit selada yang akan ditanam. Pastikan pot memiliki lubang di bagian bawah untuk memastikan drainase yang baik. 2. Siapkan Media Tanam Gunakan campuran media tanam yang terdiri dari tanah, kompos, dan pasir dalam perbandingan yang tepat. Campurkan semua bahan tersebut hingga tercampur rata. 3. Tanam Bibit Selada Tanam bibit selada pada pot dengan jarak tanam yang cukup antar bibit. Pastikan bibit selada telah tumbuh dengan baik sebelum ditanam pada pot. 4. Penyiraman Lakukan penyiraman secara teratur dengan air bersih, pastikan media tanam tetap lembab tetapi tidak terlalu basah. 5. Pencahan Tanaman Setelah selada tumbuh hingga 5-7 cm, lakukan pencahan tanaman dengan cara memotong daun selada bagian atas untuk mendorong pertumbuhan cabang baru. 6. Pemupukan Lakukan pemupukan dengan menggunakan pupuk organik atau pupuk khusus untuk tanaman sayuran, lakukan pemupukan setiap 2 minggu sekali. 7. Pemanenan Pemanenan selada dapat dilakukan setelah 3-4 minggu tanam. Cukup potong daun selada yang siap panen dengan gunting tanaman, dan pastikan sisa tanaman tetap terjaga untuk masa tanam berikutnya. Dengan mengikuti langkah-langkah cara menanam selada dalam pot tersebut, diharapkan dapat menghasilkan selada yang sehat dan berkualitas tinggi dengan cara yang mudah dan praktis. Proses Perawatan Menanam Selada Berikut adalah beberapa cara perawatan menanam selada yang dapat dilakukan Penyiraman Penyiraman selada sangat penting untuk menjaga kualitas dan pertumbuhan tanaman. Penyiraman yang kurang atau berlebihan dapat menyebabkan tanaman selada mengalami stres, layu, hingga mati. Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyiraman selada 1. Frekuensi Penyiraman Frekuensi penyiraman selada tergantung pada kondisi lingkungan tempat tanam dan jenis tanah yang digunakan. Pada umumnya, selada perlu disiram 1-2 kali dalam sehari terutama pada musim kemarau atau saat tanah terlihat kering. Namun, jangan terlalu sering menyiram tanaman karena dapat menyebabkan akar selada membusuk akibat kelebihan air. 2. Kebutuhan Air Selada membutuhkan air yang cukup untuk tumbuh dan berkembang dengan baik. Kebutuhan air selada sekitar 2,5 cm-3 cm per minggu, tergantung pada jenis dan fase pertumbuhan. Saat penyiraman, pastikan tanah terlihat basah hingga kedalaman akar selada. 3. Teknik Penyiraman Teknik penyiraman yang baik adalah dengan menyiram secara perlahan-lahan, sehingga air meresap ke dalam tanah dan tidak mengalir di permukaan tanah. Gunakan air yang bersih dan jangan terlalu dingin atau terlalu panas, karena suhu yang ekstrem dapat merusak akar selada. 4. Waktu Penyiraman Penyiraman sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari, sebelum atau setelah sinar matahari terik. Hindari menyiram pada siang hari karena air yang terkena sinar matahari langsung dapat menyebabkan daun selada rusak atau terbakar. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut, penyiraman selada dapat dilakukan dengan tepat dan menjaga kualitas dan pertumbuhan tanaman selada. Pemupukan Selada Pupuk yang sesuai dengan jenis selada yang ditanam dapat digunakan. Lakukan pemupukan setiap 2 minggu sekali, terutama jika menanam selada di dalam pot atau hidroponik. Pemupukan selada sangat penting untuk menyediakan nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman selada agar dapat tumbuh dengan baik dan menghasilkan produksi yang optimal. Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemupukan selada 1. Pemilihan Pupuk Pilihlah pupuk yang sesuai dengan kebutuhan tanaman selada. Pupuk yang umum digunakan untuk selada adalah pupuk organik seperti pupuk kandang, kompos, dan pupuk daun. Selain itu, pupuk anorganik seperti pupuk NPK juga dapat digunakan, namun harus digunakan dengan dosis yang tepat agar tidak merusak tanaman. 2. Waktu Pemupukan Waktu pemupukan selada tergantung pada fase pertumbuhan dan jenis pupuk yang digunakan. Pada umumnya, pemupukan dilakukan saat tanaman selada sudah berumur sekitar 3-4 minggu setelah tanam dan dilakukan secara berkala setiap 2-3 minggu sekali. 3. Dosis Pemupukan Dosis pupuk yang diberikan harus disesuaikan dengan kebutuhan tanaman selada. Jangan memberikan pupuk terlalu banyak karena dapat merusak akar selada dan memicu pertumbuhan tanaman yang terlalu cepat sehingga menghasilkan daun yang tipis dan mudah layu. 4. Cara Pemupukan Pemupukan dapat dilakukan dengan cara dicampurkan langsung ke dalam media tanam atau disemprotkan pada daun tanaman selada. Jika menggunakan pupuk anorganik, sebaiknya dicampurkan terlebih dahulu dengan air sebelum diberikan ke tanaman selada. Pengendalian Hama dan Penyakit Budidaya Selada Selada dapat terserang oleh berbagai jenis hama dan penyakit yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman. Oleh karena itu, pengendalian hama dan penyakit pada selada sangat penting untuk menjaga kualitas dan produktivitas tanaman. Berikut ini adalah beberapa cara pengendalian hama dan penyakit pada selada 1. Hama Pada Tanaman Selada Beberapa jenis hama yang sering menyerang selada antara lain ulat, wereng, kutu daun, dan trips. Cara pengendalian hama dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut – Penyemprotan insektisida secara rutin, terutama saat tanaman masih muda. – Membersihkan gulma dan sisa-sisa tanaman yang sudah mati di sekitar lahan tanam. – Menanam tanaman pengusir hama seperti bawang merah, jahe, dan daun pandan. 2. Penyakit Saat Budidaya Selada Beberapa jenis penyakit yang sering menyerang selada antara lain busuk akar, layu fusarium, karat, dan bercak daun. Cara pengendalian penyakit dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut – Menanam bibit selada yang sehat dan bebas dari penyakit. – Menjaga kelembaban tanah yang cukup dan tidak terlalu basah. – Membersihkan daun yang rusak atau terkena penyakit dan membuangnya dari lahan tanam. – Penyemprotan fungisida secara rutin untuk mencegah penyebaran penyakit. Dalam pengendalian hama dan penyakit pada selada, penting untuk menjaga kebersihan lingkungan dan melakukan pengamatan secara teratur terhadap kondisi tanaman. Dengan melakukan pengendalian hama dan penyakit secara tepat, produksi selada dapat dipertahankan dan meningkatkan kualitasnya. Proses Panen Selada Proses panen selada tergantung pada jenis selada yang ditanam. Selada dapat dipanen ketika sudah mencapai ukuran dewasa, yaitu sekitar 30-60 hari setelah penanaman tergantung pada varietasnya. Berikut adalah beberapa cara panen selada yang dapat dilakukan 1. Memetik Daun Secara Bertahap Pemetikan daun selada secara bertahap dapat dilakukan dengan memetik daun yang sudah cukup besar dan tumbuh pada bagian luar tanaman. Daun selada yang dikeluarkan tidak akan merusak pertumbuhan tanaman selada dan dapat digunakan untuk konsumsi sehari-hari. 2. Memetik Seluruh Tanaman Pemetikan seluruh tanaman selada dilakukan ketika tanaman sudah mencapai ukuran yang diinginkan. Tanaman selada dapat dipotong dengan gunting, atau dicabut dengan akar jika ditanam di lahan terbuka. 3. Panen Terus Menerus Panen terus menerus dilakukan dengan memanen daun selada yang siap secara berkala, tanpa harus memetik seluruh tanaman. Metode ini biasanya digunakan untuk budidaya selada hidroponik atau dalam pot. Setelah dipanen, selada harus segera diolah atau disimpan di tempat yang sejuk dan kering untuk menjaga kesegaran dan kualitasnya. Dengan melakukan proses perawatan hingga panen yang tepat, diharapkan dapat menghasilkan selada yang sehat dan berkualitas tinggi dengan waktu panen yang lebih cepat. Baca juga Budidaya Tomat Servo di Musim Hujan
cara menanam selada air dari batang