Jakarta Sebanyak sembilan perusahaan Jepang di bidang kesehatan dan olehraga melakukan penjajakan bisnis dengan 50 perusahaan Indonesia. Acara bertajuk "Business Matching" yang difasilitasi Japan External Trade Organization (Jetro) ini menargetkan transaksi US$ 100 juta. JAKARTA Pemerintah Indonesia melakukan kunjungan ke tiga negara di Asia dalam rangka menawarkan investasi di Indonesia. Dari kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) beberapa waktu lalu, ada sejumlah perusahaan yang berkomitmen investasi di dalam negeri.. Deputi Bidang Promosi dan Penanaman Modal kementerian Investasi/BKPM Nurul Ichwan mengatakan, 20 perusahaan besar asal Jepang dan Setiaptahunnya, Kenaikan UMP/UMR di Indonesia selalu menjadi topik hangat yang diperbincangkan oleh para pekerja Tapi selain itu ada banyak lowongan pekerjaan dari perusahaan bonafit lainnya yang bisa anda temukan di RSM Konsultan 100 saham atau 0,350% 7 "Pihak RSM bukan kali ini saja mengulur gaji yang seharusnya kami terima dengan kawan Kita memiliki 4 warga Jepang yang ditempatkan di perusahaan bersama tersebut, mulai Komisaris, Vice President (VP), Direktur dan Project management Officer (PMO). Namun yang selalu ada di Lihatprofil lengkapnya di LinkedIn dan temukan koneksi dan pekerjaan Ina di perusahaan yang serupa. Lihat profil Ina Tera Sukandar di LinkedIn, komunitas profesional terbesar di dunia. Administration and Finance Staff at PT Magnitude Indonesia Corpora Area DKI Jakarta. Muhammad Usaid Khan, FMVA® 1 orang lainnya yang bernama Ina Tera PerusahaanHonda Motor adalah perusahaan otomotif besar yang sudah terkenal secara internasional. Berawal sebagai perusahaan yang menyediakan mesin pabrik, perusahaan ini membuat otoped pertama di Jepang. Sejak itu, perusahaan ini terus berkembang sebagai perusahaan otomotif mendunia. Di tahun 2022 ini, Honda Motor Global bahkan menempati obW83. JAKARTA, - Sebanyak sembilan perusahaan asal Jepang yang bergerak di bidang kesehatan dan olehraga melakukan penjajakan bisnis dengan 50 perusahaan Indonesia. Nilai investasi dari kerjasama ini diperkirakan mencapai US$ 100 juta. Peluang kerjasama yang dibahas dalam acara bertajuk "Business Matching" yang difasilitasi Japan External Trade Organization Jetro. "Pasar Indonesia masih sangat besar, perusahaan Jepang tertarik di market sini," kata Senior Director Jetro Indonesia Shinpei Sasaki kepada di Hotel Century Park, Jakarta, Jumat 28/2/2020. Shinpei mengatakan, dalam business matching ini ditargetkan menghasilkan kontrak kerja sama sekitar US$ 100 juta. "Target kami US$ 100 juta. Jika tidak terealsiasi seluruhnya, minimal antara perusahan Jepang dan Indonesia melakukan pembicaraan lanjutan ke depannya," kata Shinpei Sasaki. Sembilan perusahaan Jepang yang menjajaki peluang tersebut meliputi Altura Co., Ltd, Balon Co., Ltd, Fassist Co., Ltd, Ii Mainichi Co., Ltd, Medicaraise Inc, Nakanihon Capsule Co., Ltd, Tsukasa Dolphin Co., Ltd, Xenoma Inc, dan 121 Fitness Japan. Dari hasil business matching ini, tambah Shinpei, mereka perusahaan Jepang akan melakukan kolaborasi membuat perusahaan patungan joint venture/JV dengan perusahaan Indonesia. "Pada dasarnya mereka tidak ingin berbisnis sendiri, harus ada kolaborasi dengan perusahaan lokal Indonesia," jelas Shinpei Sasaki. Shinpei Sasaki mengatakan, banyak perusahaan Jepang ingin bekerja sama dengan perusahaan lokal Indonesia untuk mengembangkan produknya di Tanah Air. Menurutnya, pasar di Indonesia masih cukup potensial bagi perusahaan Jepang untuk melebarkan sayap bisnisnya. "Perusahaan Jepang khususnya sektor kesehatan dan olehraga antusias masuk pasar Indonesia karena karena orang Indonesia sudah mulai sadar pentingnya olahraga dan kesehatan," kata Shinpei Sasaki. Dijelaskan Shinpei, bisnis matching ini bukan yang pertama kali difasilitasi oleh Jetro. Pada 2018, juga telah memfasilitasi beberapa perusahaan Jepang di sektor kesehatan untuk melakukan audiensi bisnis dengan sejumlah perusahaan lokal di Indonesia. "Hasilnya cukup memuaskan, sudah ada beberapa perusahaan Jepang yang telah membuat perusahaan joint venture dengan Indonesia," kata Shinpei. Namun, ia mengungkapkan bahwa masih banyak perusahaan Jepang khususnya di sektor suplemen kesehatan mengeluhkan rumitnya mengurus sertifikat halan dan izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan BPOM. "Menurut mereka, regulasi di Indonesia sangat rumit, khususnya untuk sektor suplemen kesehatan. Oleh karenanya, kami dari Jetro akan selalu membantu dan memfasilitasi perusahaan-perusahaan Jepang yang ada di Indonesia. Ini tugas kami," tutur Shinpei Sasaki. Berdasarkan catatan Badan Koordinasi Penanaman Modal BKPM, sepanjang tahun 2019, Jepang menempati posisi ketiga dalam realisasi penanaman modal di indonesia yaitu mencapai US$ 4,31 miliar dengan proyek. Editor Frans ftagawai Dapatkan info hot pilihan seputar ekonomi, keuangan, dan pasar modal dengan bergabung di channel Telegram "Official Lebih praktis, cepat, dan interaktif. Caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS Jakarta, - Sebanyak sembilan perusahaan Jepang di bidang kesehatan dan olehraga melakukan penjajakan bisnis dengan 50 perusahaan Indonesia. Acara bertajuk "Business Matching" yang difasilitasi Japan External Trade Organization Jetro ini menargetkan transaksi US$ 100 juta. "Pasar Indonesia masih sangat besar, perusahaan Jepang tertarik di market sini," kata Senior Director Jetro Indonesia Shinpei Sasaki kepada di Hotel Century Park, Jakarta, Jumat 28/2/2020. Shinpei mengatakan, dalam business matching ini ditargetkan menghasilkan kontrak kerja sama sekitar US$ 100 juta. "Target kami US$ 100 juta. Jika tidak terealsiasi seluruhnya, minimal antara perusahan Jepang dan Indonesia melakukan pembicaraan lanjutan ke depannya," kata Shinpei Sasaki. Adapun kesembilan perusahaan Jepang tersebut adalah Altura Co., Ltd, Balon Co., Ltd, Fassist Co., Ltd, Ii Mainichi Co., Ltd, Medicaraise Inc, Nakanihon Capsule Co., Ltd, Tsukasa Dolphin Co., Ltd, Xenoma Inc, dan 121 Fitness Japan. Dari hasil business matching ini, tambah Shinpei, mereka perusahaan Jepang akan melakukan kolaborasi membuat perusahaan patungan joint venture/JV dengan perusahaan Indonesia. "Pada dasarnya mereka tidak ingin berbisnis sendiri, harus ada kolaborasi dengan perusahaan lokal Indonesia," jelas Shinpei Sasaki. Shinpei Sasaki mengatakan, banyak perusahaan Jepang ingin bekerja sama dengan perusahaan lokal Indonesia untuk mengembangkan produknya di Tanah Air. Menurutnya, pasar di Indonesia masih cukup potensial bagi perusahaan Jepang untuk melebarkan sayap bisnisnya. "Perusahaan Jepang khususnya sektor kesehatan dan olehraga antusias masuk pasar Indonesia karena karena orang Indonesia sudah mulai sadar pentingnya olahraga dan kesehatan," kata Shinpei Sasaki. Dijelaskan Shinpei, bisnis matching ini bukan yang pertama kali difasilitasi oleh Jetro. Pada 2018, juga telah memfasilitasi beberapa perusahaan Jepang di sektor kesehatan untuk melakukan audiensi bisnis dengan sejumlah perusahaan lokal di Indonesia. "Hasilnya cukup memuaskan, sudah ada beberapa perusahaan Jepang yang telah membuat perusahaan joint venture dengan Indonesia," kata Shinpei. Namun, ia mengungkapkan bahwa masih banyak perusahaan Jepang khususnya di sektor suplemen kesehatan mengeluhkan rumitnya mengurus sertifikat halan dan izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan BPOM. "Menurut mereka, regulasi di Indonesia sangat rumit, khususnya untuk sektor suplemen kesehatan. Oleh karenanya, kami dari Jetro akan selalu membantu dan memfasilitasi perusahaan-perusahaan Jepang yang ada di Indonesia. Ini tugas kami," tutur Shinpei Sasaki. Berdasarkan catatan Badan Koordinasi Penanaman Modal BKPM, sepanjang tahun 2019, Jepang menempati posisi ketiga dalam realisasi penanaman modal di indonesia yaitu mencapai US$ 4,31 miliar dengan proyek. Sumber Saksikan live streaming program-program BTV di sini Investasi SBN Ritel, Aman dan Menguntungkan EKONOMI Pemahaman Investasi Masyarakat RI Masih di Bawah Singapura EKONOMI Solusi Investasi Cerdas dengan Manulife Obligasi Unggulan Kelas A dari Danamon EKONOMI Mirae Asset Sekuritas Gandeng Kalbis Tingkatkan Inklusi Keuangan EKONOMI Apindo Tegaskan Investasi Butuh Reformasi Struktural Berkelanjutan EKONOMI Bahlil Sebut Tren Investasi di Luar Pulau Jawa Mulai Dominan EKONOMI Sementara itu, Duta Besar Jepang untuk RI Masafumi Ishi menyatakan, dalam 15 tahun terakhir, Jepang adalah salah satu mitra bisnis Indonesia terbesar, di antaranya lewat perusahaan Jepang yang beroperasi di Indonesia. Di sektor formal, kontribusi Jepang mencapai US$ 52,5 miliar atau 10% terhadap PDB yang dihasilkan formal. Perusahaan Jepang di Indonesia menyerap 4,7 juta tenaga kerja. Sekitar 93,3% tenaga kerja di perusahaan Jepang di Indonesia adalah pekerja bidang infrastruktur, perusahaan Jepang di Indonesia banyak berperan di pembangkit listrik dengan kontribusi MW. Perusahaan Jepang juga beroperasi di bidang infrastruktur transportasi dengan membangun MRT. “Indonesia adalah mitra bisnis Jepang yang baik. Kami senang bekerja sama dengan Indonesia di semua bidang kegiatan ekonomi,” kata menilai, prospek ekonomi Indonesia cukup bagus. Perkembangan ekonomi Indonesia bisa lebih cepat jika ada investasi yang masuk dan itu hanya mungkin bila Indonesia terus memperbaiki iklim investasi, terutama kepastian usaha. Regulasi di Indonesia belum memberikan kepastian berusaha kepada akumulatif, investasi langsung Jepang menempati urutan pertama di Indonesia. Namun sejak 2014, Jepang berada di peringkat kedua, digeser oleh Singapura. Tahun 2016, investasi Jepang di Indonesia mencapai US$ 5,4 miliar, adapun tahun lalu Januari-September tercatat US$ 4 miliar. Sedangkan dalam neraca perdagangan, Indonesia hampir selalu mengalami defisit. Kecuali tahun 2016, Indonesia mencatat surplus sebesar US$ 283 juta. es/ajg/hgBaca selanjutnya di Editor Gora Kunjana gora_kunjana Dapatkan info hot pilihan seputar ekonomi, keuangan, dan pasar modal dengan bergabung di channel Telegram "Official Lebih praktis, cepat, dan interaktif. Caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. Baca Berita Lainnya di GOOGLE NEWS Di tengah melemahnya kondisi perekonomian global, pemerintah Indonesia terus berupaya menggenjot diplomasi ekonomi dengan mengajak negara-negara sahabat untuk berinvestasi di Indonesia. Dalam beberapa kesempatan, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo kerap menekankan betapa pentingnya investasi negara luar di tanah air, khususnya di sektor-sektor yang jadi prioritas Indonesia. Seperti diketahui, Jumat 10/01, Presiden Jokowi menerima kunjungan dari Menteri Luar Negeri Jepang, Motegi Toshimitshu, di Istana Merdeka, Jakarta Pusat. Ini merupakan kunjungan kali pertama Toshimitsu sejak menjabat Menteri Luar Negeri Jepang pada 11 September 2019 lalu. Dalam kesempatan ini Jokowi dan Toshimitshu membicarakan sejumlah prioritas kerja sama antara Indonesia dan Jepang. Jokowi juga mengajak Jepang berinvestasi di Indonesia, terutama untuk membangun fasilitas perikanan di pulau-pulau terluar di Indonesia, salah satunya di Natuna. "Pertama, kerja sama di bidang investasi termasuk investasi untuk pengembangan pulau-pulau terluar, termasuk Kepulauan Natuna," tutur Jokowi. Ini bukan merupakan hal yang baru kedua negara melakukan kerja sama pengembangan sektor kelautan dan perikanan. Di Natuna, Indonesia dan Jepang sudah bekerja sama dalam pembangunan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu SKPT fase pertama, peningkatan kapasitas nelayan, dan pengembangan pariwisata. "Dan saya harapkan usulan pendanaan untuk fase kedua dapat segera ditindaklanjuti," ujar Jokowi. Jepang sambut positif Jepang menyambut positif ajakan Presiden Jokowi untuk berinvestasi di Indonesia, khususnya di Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau. Usai pertemuan antara Jokowi dengan Toshimitshu, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menyampaikan pemerintah Jepang yang diwakili Toshimitshu menyampaikan komitmennya untuk terus berinvestasi di Indonesia. "Ya komitmen-komitmen kerja sama di pulau-pulau terluar Indonesia kan komitmen yang sudah cukup lama. Jadi responsnya Jepang ya sangat positif dan akan diperkuat. Akan ada tim teknis yang akan ke Indonesia membahas mengenai ini," ungkap Retno. Dalam pertemuan tersebut juga menjajaki kemungkinan kerja sama yang lebih intensif antara kedua negara dalam hal pengembangan sumber daya manusia SDM baik melalui program vokasi maupun internship di perusahaan-perusahaan Jepang yang ada di Indonesia. Kerja sama tersebut meliputi peningkatan kapasitas dan keterampilan SDM serta pengembangan kemampuan berbahasa Jepang bagi SDM Indonesia. SoftBank investasi di ibu kota baru Tak hanya dengan Menlu Jepang Motegi Toshimitshu, di hari yang sama Presiden Jokowi juga menerima kunjungan delegasi SoftBank yang dipimpin oleh CEO SoftBank Masayoshi Son. SoftBank merupakan perusahaan telekomunikasi dan media asal Jepang. Pertemuan keduanya membahas rencana SoftBank berinvestasi dalam pembangunan ibu kota baru di Kalimantan Timur. Dalam pertemuan tersebut, Jokowi menyampaikan potensi investasi dan sejumlah proyek pembangunan di ibu kota baru. "Luas wilayah Jakarta sekitar hektare sedangkan jika kita bandingkan dengan ibu kota baru luasnya disiapkan mencapai hektare," papar Jokowi. Son sendiri mengaku tertarik untuk berinvestasi dan bekerja sama dalam pembangunan di ibu kota baru, khusunya dengan konsep kota pintar dan kota hijau yang diusung pemerintah dalam pembangunan tersebut. "Ibu kota baru memiliki peluang-peluang investasi yang saya kira bisa kita diskusikan ide potensialnya," tutur Son. CEO Softbank Masayoshi Son kedua dari kiri bertemu dengan Presiden RI Joko Widodo di Istana Merdeka, Jumat 10/01.Foto Biro Pers Sekretariat Presiden/Muchlis Jr Son juga mengaku sejak Juli tahun lalu telah melakukan pembicaraan terkait ekosistem mobil listrik yang akan mereka investasikan dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan. Dikutip dari Luhut mengklaim bahwa Softbank berminat menyuntik dana segar untuk pembangunan ibu kota baru di Kalimantan Timur dengan nilai investasi yang ditawarkan mencapai $100 miliar atau setara dengan triliun. "Dia Masayoshi Son mendesak saya terus. Dia mau investasi sampai US$ 100 miliar. Bagi saya ini too good to be true," ujar Luhut di kantor Badan Penelitian dan Penerapan Teknologi BPPT, Selasa 07/01. Baca juga Bertemu Jokowi, Pengusaha Jepang Mau Ikut Bangun Ibu Kota Negara Menjadi penyeimbang Kepada DW Indonesia, ekonom Institute for Development of Economics and Finance INDEF, Bhima Yudhistira, mengatakan saat ini investasi dari negara luar dibutuhkan Indonesia untuk meningkatkan kondisi perekonomian di tengah pelemahan ekonomi global. Bhima pun berpendapat Jepang bisa menjadi penyeimbang di antara negara-negara tradisional yang berinvestasi di Indonesia. "Sekarang kalau melihat data investasinya Cina meroket cukup cepat, sekearang di peringkat nomor tiga investasi paling tinggi di Indonesia. Padahal 10 tahun yang lalu belum seperti itu. Kalau semakin banyak investasi dari non Cina dirasa jadi penyeimbang agar Indonesia tidak didikte oleh Cina," ujar Bhima saat diwawancarai DW Indonesia, Jumat sore 10/01. Selain itu, Jepang dinilai memiliki historis yang panjang dengan Indonesia. Negeri matahari terbit itu diketahui telah mulai berinvestasi "di era orde baru khususnya untuk pembangunan infrastruktur dan otomotif," jauh sebelum negara-negara lain berinvestasi. Lebih lanjut Bhima menilai kualitas investasi Jepang lebih baik ketimbang Cina. "Mulai dari kualitas fisik atau infrastruktur, kualitas transfer skill dan knowledge, dimana kalau investasi Cina masih ada unskilled labor, tenaga-tenaga kerja yang skillnya rendah dipaksa masuk. Kalau Jepang lebih menghargai SDM lokal," terang Bhima. Baca juga Utang Pemerintah Tembus Rp T, Pengamat Waspada! Jaminan bagi investor? Demi menarik investor-investor asing menanamkan modalnya di Indonesia, Bhima pun menilai perbaikan regulasi, reformasi perizinan, serta peningkatanan indeks daya saing perlu dilakukan pemerintah Indonesia. Ini senada dengan janji Jokowi yang terus menekankan akan dipermudahnya proses perizinan dan memangkas hal-hal yang mempersulit investasi. Terlebih menurut Bhima, investasi jangka panjang di Indonesia masih dilirik para investor asing di tengah melemahnya kondisi perekonomian global saat ini. "Sehingga diharapkan dalam jangka panjang ini. Siklus lagi naik turun, pasti ada siklus yang naik, nah dalam jangka panjang ini mereka berharap masih positif di Indonesia." ungkap Bhima. Selain Jepang, Bhima berpendapat Indonesia dapat menjajaki negara-negara non-tradisional untuk berinvestasi di Indonesia. Antara lain negara-negara di Timur Tengah atau negara-negara di Eropa Timur. "Negara eks-Soviet, mereka lagi ekspansi keluar kususnya Rusia, untuk sektor non migas," pungkas Bhima. Berdasarkan data BKPM tahun 2019, lima negara dengan investasi terbesar di Indonesia dari sisi Penanaman Modal Asing PMA dan Penanaman Modal Dalam Negeri PMDN antara lain, Singapura dengan US$ 1,7 miliar, Jepang dengan US$ 1,2 miliar, Cina dengan US$ 1,1 miliar, Hong Kong dengan US$ 0,7 miliar, dan disusul Belanda dengan US$ 0,4 miliar. rap/vlz dari berbagai sumber 403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID gZLB_Yp_fV0TptOXMAQxpfJbBIYXrgL_LhWCMG_KNWvAQdH0oK_cxw==

perusahaan jepang yang ada di indonesia